Militan ISIS berhasil memasuki sel-sel tahanan SDF dan meminta para tahanan untuk bertempur hingga mati melawan pasukan SDF dan koalisi AS. [Foto : @war_noir/Twitter/Amaq News] |
SMM, HASAKAH – Memasuki hari keempat penjebolan penjara Al Sina’a milik Pasukan Demokratik Suriah (SDF), kelompok militan Islamic State (ISIS) menyatakan bahwa mereka telah membebaskan lebih dari 800 orang tahanan dan menewaskan 200 anggota pasukan SDF.
ISIS mengungkapkan
bahwa mereka mulai melakukan serangan sejak pada 20 Januari dengan meledakkan
gerbang utama dan pagar penjara dengan dua alat peledak improvisasi yang dibawa
kendaraan (SVBIED).
Sebagaimana diberitakan
South Front pada Ahad (23/1/2022), kelompok itu pun mengatakan bahwa dua
aksi bom bunuh diri dilakukan oleh Abu Abdurrahman dan Abu Farooq yang bukan
berasal dari Suriah.
Setelah ledakan SVBIED,
kelompok penyerang pertama ISIS meledakkan pusat penyimpanan dan distribusi
bahan bakar yang terletak tepat di sebelah penjara Geweran untuk membutakan
pesawat tempur koalisi internasional yang dipimpin Amerika Serikat (AS).
Pada saat yang sama,
kelompok kedua menyerbu penjara. Kelompok ketiga dan keempat memblokir semua
jalan terdekat dan bentrok dengan bala bantuan yang dikirim oleh SDF.
Hingga kini, seperti
dilansir North Press Agency (23/1), korban tewas akibat pertempuran itu pun
membengkak menjadi 136 orang seperti yang dilaporkan Observatorium Suriah untuk
Hak Asasi Manusia. Sebanyak 84 anggota militan ISIS, 7 orang warga sipil, dan
45 personil SDF tewas dinataranya.
Pertempuran semakin
meluas setelah sel-sel ISIS merebut sebagian penjara dan mengambil alih bagian
selatan kota Al Hasakah, Suriah.
Hingga Ahad (23/1)
malam, pasukan SDF dengan bantuan AS memberi peringatan agar militan ISIS
menyerahkan diri. Namun, hal itu tidak digubris mereka.
Mereka beserta
tahanan ISIS yang ada di dalam penjara justru berikrar akan melawan hingga
titik darah penghabisan sebagimana video yang dikeluarkan kantor berita resmi
ISIS, Amaq News.
AS sendiri menyatakan
bahwa mereka telah memberikan dukungan udara, artileri, penjagaan, dan serangan
perburuan agar pertempuran tidak semakin meluas. Namun, mereka tidak dapat
memastikan kapan pertempuran akan selesai karena anggota ISIS telah merebut
gudang senjata.
“Banyak tahanan ISIS
merebut senjata dari penjaga penjara yang mereka bunuh dan kemudian melibatkan
pasukan reaksi cepat SDF,” kata Mayor Jenderal John W. Brennan, Jr., komandan
koalisi, lansir The Washington Post, Senin (24/1/2022).
Penjara Al Sina’a
dulunya merupakan gedung sekolah, namun diubah menjadi penjara untuk menampung
5000 anggota ISIS. Kebanyakan dari mereka ditangkap pada pekan-pekan terakhir
kekalahan Khilafah ISIS di Baghouz.
Kondisi penjara dalam
keadaan tidak layak karena jumlah tahanan yang melebihi batas. Tahanan
dimasukan dalam sel yang penuh sesak.
Sumber: Arrahmah