Gambar Ilustrasi |
SMM, JAKARTA – Organisasi Kesehatan Dunia WHO belum lama ini mengumumkan bahwa varian Omicron sebagai Variant of Concern (VOC) atau varian yang menjadi perhatian sehingga patut diwaspadai.
Pasca penetapan
varian baru dari Covid-19 yang berasal dari Afrika Selatan ini menyebabkan
hampir semua negara melakukan pembatasan ketat.
Begitu pun dengan
pemerintah RI yang melakukan upaya pencegahan dengan menutup bandara dari
kedatangan WNA dari negara yang sudah terdeteksi Omicron.
Ketua Pokja Genetik
FKKMK UGM, dr. Gunadi,Sp.BA., Ph.D., mengatakan masyarakat tidak perlu khawatir
secara berlebihan dengan adanya varian omicron. Namun begitu, tetap waspada
apabila varian ini masuk dan terdeteksi di tanah air.
“Masyarakat sebaiknya
tetap waspada tapi tidak perlu khawatir berlebihan. Apalagi pemerintah sudah
melakukan langkah-langkah preventif termasuk menutup bandara untuk WNA dari
negara dimana varian omicron terdeteksi,” kata Gunadi, sebagaimana dikutip
sukabumiNews.net dari website ugm.ac.id, Senin (20/12/2021).
Tidak khawatir
berlebihan menurut Gunadi disebabkan virus Covid-19 akan terus bermutasi dengan
memunculkan varian-varian baru dengan tingkat keganasan dan daya penularan yang
berbeda satu sama lain. Namun demikian, sepanjang pengetahuannya, varian
Omicron belum terbukti lebih menular dan berbahaya dari varian Delta.
“Belum ada bukti yang
kuat. Yang ada buktinya adalah reinfeksi, tapi itupun masih minimal buktinya,”
paparnya.
Meski masih minim
penelitian tentang varian ini, ia sepakat dengan rekomendasi dari WHO yang
menyarankan agar varian baru ini patut diwaspadai. “Tetap diminta waspada oleh
WHO,” jelasnya.
Menurutnya, vaksin
dan penerapan protokol kesehatan ketat
menjadi kunci dalam mencegah penularan tiap ada varian baru Covid-19. Ia tetap
yakin keduanya sebagai cara efektif untuk mencegah infeksi varian omicron
apalagi belum terbukti bahwa omicron kebal terhadap vaksin.
“Sampai sekarang
belum ada bukti yang menyatakan bahwa vaksin tidak efektif untuk omicron. Perlu
waktu utk membuktikannya,”tegasnya.
Ahli Kesehatan
Ini Sebut Tidak Perlu Khawatir Berlebih Dengan Omicron
Sementara itu,
seperti diberitakan ANTARA pada Senin (20/12/2021), Ahli kesehatan dr Andreas
Harry Lilisantoso, SpS (K) yang juga anggota International Advance Research”
Asosiasi Alzheimer Internasional (AAICAD) mengemukakan bahwa tidak perlu
khawatir berlebihan atas virus SARS-CoV-2 varian Omicron.
“Tidak usah khawatir,
varian Omicron hanya ganas di negara yang ultraviolet (UV)-nya cuma 2 UV,
sedangkan di Indonesia rata-rata 8 UV,” katanya.
Ia mengatakan bahwa
di wilayah Provinsi Papua UV-nya malah mencapai 12 UV.
“Jadi, mana bisa
hidup Omicron dalam kondisi UV yang tinggi seperti itu,” kata sukarelawan yang
terlibat dalam membantu menggalang bantuan nutrisi bagi tenaga kesehatan yang
menangani COVID-19 itu.
Meski begitu, ahli
saraf lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (FK Unair) itu
menegaskan bahwa seperti sudah banyak disampaikan epidemiolog, maka protokol
kesehatan COVID-19 adalah suatu keniscayaan yang harus dipatuhi semua
masyarakat.