SMM – Perusahaan keamanan siber Insikt Group yang berbasis di Massachusetts, AS, dalam rilisnya (8/12) mengatakan, para peretas Cina menargetkan organisasi-organisasi pemerintahan di Asia Tenggara yang terlibat dalam proyek pembangunan infrastruktur yang melibatkan perusahaan Cina, termasuk di Indonesia. Para peretas itu kemungkinan besar didukung oleh pemerintah Cina, lapor Insikt Group.
Insikt mengatakan, bebebarapa organisasi militer dan pemerintahan di Asia Tenggara telah disusupi selama sembilan bulan terakhir oleh para peretas yang menggunakan malware khusus seperti FunnyDream dan Chinoxy. Program malware khusus itu tidak tersedia untuk umum dan biasanya digunakan oleh kelompok yang disponsori pemerintah Cina, kata kelompok itu.
Menurut Insikt,
peretasan itu kemungkinan dimaksud untuk mendukung tujuan politik dan ekonomi
pemerintah di Beijing.
Pemerintah Cina
belum memberi tanggapan
"Kami percaya
aktivitas ini sangat mungkin merupakan aksi aktor negara, karena penyusupan
yang dilakukan punya sasaran jangka panjang dan menggunakan tautan teknis yang
teridentifikasisebagai aktivitas yang disponsori negara Cina,'' Insikt Group
kepada kantor berita Associated Press (AP).
Kementerian Luar
Negeri Cina tidak segera menanggapi permintaan komentar dari AP atas tuduhan
tersebut. Namun di masa lalu, otoritas Cina secara konsisten membantah segala
tuduhan peretasan yang disponsori negara, sebaliknya Cina mengatakan mereka
sendiri menjadi target utama serangan siber.
Dari intrusi dunia
maya yang dilacak, Insikt Group mengatakan, Malaysia, Indonesia, dan Vietnam
adalah tiga negara sasaran teratas. Negara lain yang juga ditargetkan adalah
Myanmar, Filipina, Laos, Thailand, Singapura dan Kamboja. Semua negara itu
bulan Oktober lalu telah diberitahu tentang temuan tersebut, kata Insikt Group.
Bukan laporan
pertama tentang penyusupan siber
Beberapa informasi
tentang peretasan di Indonesia telah diungkapkan Insikt sebelumnya dalam sebuah
laporan yang dirilis bulan September lalu. Namun saat ini pihak-pihak berwenang
di Indonesia mengatakan mereka tidak menemukan bukti bahwa komputer mereka
telah disusupi.
Grup Insikt
mengatakan, aktivitas sebelumnya yang diarahkan ke Indonesia datang dari server
malware yang dioperasikan oleh grup yang dikenal sebagai "Mustang
Panda". Namun serangan secara bertahap telah dihentikan pada pertengahan
Agustus, setelah ada pemberitahuan dari Insikt grup kepada otoritas yang
akunnya diretas.
Juru bicara
Kementerian Luar Negeri RI Teuku Faizasyah mengaku, belum mendapat informasi
apapun terkait temuan baru Insikt Group, yang juga mengatakan bahwa situs
Kementerian Luar Negeri Indonesia telah menjadi sasaran peretasan.
Insikt Group mengatakan, mereka yakin kegiatan ini terkait dengan program Belt and Road Initiative yang digalakkan Beijing untuk membangun pelabuhan, stasiun kereta api, dan fasilitas lainnya di seluruh Asia, Afrika, dan Pasifik. "Secara historis, banyak operasi spionase siber Cina berkaitan dengan proyek-proyek di negara-negara yang secara strategis penting bagi BRI,”pungkas Insikt group dalam rilisnya.