Kredit Foto: Instagram/Yaqut Cholil Qoumas. |
SMM, JAKARTA – Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Kekeluargaan Mahasiswa Sulawesi Selatan (PB IKAMI) Muhammad Iqra Zulfikar Wisnu (Fikar) ikut memberi respon terhadap pernyataan Menteri Agama Yaqut Cholil Quomas terkait analogi suara azan dan gonggongan anjing.
Dalam pengamatan
Fikar, Menag Yaqut dari awal memang telah tendensius terhadap satu golongan.
Karena itu, akan sulit bagi masyarakat memafkan pernyataan Yaqut karena telah
memihak.
Fikar mencontohkan
saat Menag Yaqut menyebut kementerian agama sebagai hadiah khusus dari negara
untuk Nahdlatul Ulama (NU), bukan untuk umat secara umum. Dari situ, Fikar
menilai sejatinya Yaqut bukan perwakilan umat secara umum.
“Waktu pak Menag
sebut Kementerian Agama untuk NU itu jelas sebuah keberpihakan. Itu bukan
dimiliki oleh golongan tertentu. Makanya saya bilang, ini pak Menag akan banyak
dapat masalah,” ujar Fikar kepada media pada Sabtu 26 Februari 2022.
Benar saja, kata
Fikar, Yaqut kembali bermasalah dengan pernyataannya soal analogi suara azan
dan gonggongan anjing. Karena itu, Fikar dengan hormat meminta kepada Menag
Yaqut untuk tahu diri dengan mundur dari jabatannya sebagai Menteri Agama.
“Nah itu sudah saya
fikir sekarang terjadi lagi kan. Saya minta Pak Menteri, toleransi itu
sebenarnya sudah hidup di masyarakat, jangan diganggu lagi. Dengan segala
hormat, sebaiknya mundur saja, kita sudah lelah dengan kelakuannya, terlalu
banyak emosi yang terbuang percuma karena orang ini,” pinta Fikar.
Sebelumnya, tuntutan
agar Menag Yaqut mundur juga telah disuarakan oleh Humas Partai Ummat Mustofa
Nahrawardaya.
Mustofa meminta
kepada Presiden Joko Widodo untuk mengganti Menteri Agama Yaqut Cholil Quomas.
Menurut Mustofa, pernyataan menggemparkan publik oleh Yaqut bukan kali ini
saja, beberapa waktu lalu juga pernah membuat publik geram.
Permintaan Mustofa
tersebut sebagai respon dari pernyataan Yaqut terkait analogi antara azan dan
gonggongan anjing. Menteri Agama, kata Mustofa, sebenarnya punya niat baik.
Namun, untuk menyampaikannya, diksi yang digunakan adalah keliru.