SMM, KEBONPEDES – Ketua DPRD kabupaten Sukabumi Yudha Sukmagara melakukan Reses I (kesatu) Tahun Angggaran 2022 di Kantor Desa Jambenenggang, Kecamatan Kebonpedes, Kabupaten Sukabumi, Rabu (26/1/2022).
Hadir dalam kegiatan tersebut
Camat Kebon Pedes berserta unsur Forkompimcam, para Kepala Desa, tokoh pemuda, dan
tokoh masyarakat setempat.
Dalam resesnya kali
ini, Yudha mengaku sangat mengapresiasi dengan hadirnya 5 Kepala Desa se-Kecamatan
Kebonpedes.
“Sangat luar biasa 5 Kepala
Desa hadir dan masyarakat pun cukup antusias menyampaikan aspirasinya," ungkap
ketua DPRD Kabupaten Sukabumi Yudha Sukmagara kepada sukabumiNews usai kegiatan,
Rabu (26/1).
Yang menarik, kata
Yuda, bahwa di Kecamatan Kebonpedes ini banyak sekali tenaga kerja migran yang
bekerja di luar negeri, yang saat pulang ke Tanah Air, yakni ke kampung
halamannya di sini mereka stress dan mengalami gangguan kejiwaan.
“Saya melihat masalah
ini harus cepat ditangani, kita tidak mau masyarakat stres saat pulang bekerja dari luar negeri. Maka Dinsos harus
bergerak cepat hadir di tengah mereka untuk ikut membantu menyelesaikan permasalahannya,”
kata Yudha.
Disamping itu, kata Yudha,
Pemda juga harus segera melihat dan mendata masyarakat di Kebonpedes untuk
mencarikan solusi terbaik dalam membantu masalah warga yang mengalami tekanan
psikologis yang cukup berat.
Dikatakan Yudha, hal
lain yang juga menjadi skala prioritasnya adalah berkaitan dengan usulan para
Kepala Desa dan tokoh masyarakat Kebonpedes, yakni menginginkan dibangunnya
jembatan penghubung antara Kecamatan Kebonpedes dan Gegerbitung.
“Tentunya apabila
jembatan itu dibangun, akan menaikan perekonomi masyarakat, terutama sektor
pertanian. Dan ini akan menjadi skala prioritas yang akan saya perjuangkan
lewat Bappeda, agar bisa dibangun di tahun 2023," kata Yudha.
Sementara itu, kepala
Desa Jambe Nenggang Ojang Apandi saat dikonfirmasi sukabumiNews terkait jumlah
ODGJ, ia mengatakan bahwa total jumlah OGDGJ yang ada di Kecamatan Kebonpedes
saat ini mencapai 150 orang.
"Kemaren jumlah total
ada 150 orang, tetapi yang menjadi layanan kita 70 orang. Alasannya usia
produktif sampai 45 tahun," ungkap Ojang.
Dikatakan Ojang bahwa
saat ini pihaknya sedang mengupayakan pengobatan dan ekonominya secara rutinitas.
“Kemaren juga ada
bantuan dari Paramarta terkait permodalan dan sebagainya. Seperti bantuan ikan,
ternak, warung dan lainnya,” terang Ojang.
Menurut Ojang,
permasahan yang mereka hadapi hingga mereka mengalami stress mungkin lantaran kondisi
saat ini mereka tidak memiliki aktivitas pekerjaan dan kekurangan masalah
ekonomi.